Peristiwa Menjelang Proklamasi
Kemerdekaan
Proklamasi kemerdekaan Indonesia
bukanlah hadiah dari Jepang, melainkan hasil dari perjuangan bangsa Indonesia
sendiri. Pada awal tahun 1945 kedudukan Jepang di medan perang makin terdesak
oleh Sekutu. Jepang makin giat mendekati dan merayu bangsa Indonesia, supaya
bangsa Indonesia mau membantunya. Setelah Jepang terdesak Sekutu pada bulan
September 1944, Jepang memberikan janji kemerdekaan pada Indonesia. Agar lebih
menyakinkan janji tersebut, lagu Indonesia Raya diakui sebagai lagu kebangsaan
dan bendera Merah Putih boleh dikibarkan di samping bendera Jepang. Langkah
pertama yang dilakukan Jepang adalah membentuk suatu badan yang bernama Badan
Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) pada tanggal 1
Maret 1945. BPUPKI dilantik pada tanggal 29 Mei 1945 dengan anggota 63 orang.
Tugas utamanya adalah mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.
Para pemimpin bangsa Indonesia tidak
menyia-nyiakan kesempatan yang ada. BPUPKI segera bersidang yang dipimpin oleh
ketuanya yaitu Dokter Rajiman Wedyodiningrat. Dalam sidang BPUPKI yang pertama
tanggal 29 Mei - 1 Juni 1945 para pemimpin bangsa kita berhasil menyusun konsep
rumusan Pancasila, yang setelah mengalami beberapa perubahan menjadi dasar
negara kita sekarang. Sidang BPUPKI yang kedua tanggal 10-16 Juli 1945 berhasil
merumuskan Rancangan Undang-Undang Dasar 1945.
Pada tanggal 7 Agustus 1945 BPUPKI
diganti dengan Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) karena tugasnya
dianggap selesai. Ir. Soekarno diangkat sebagai ketua dan sebagai wakil
ketuanya ialah Drs. Mohammad Hatta. Dalam sidangnya, Ir. Soekarno menyampaikan
pidato tentang dasar filsafat negara yaitu Pancasila. Selanjutnya, Ir. Soekarno
dan Moh. Hatta membentuk panitia kecil (Panitia Sembilan) yang menyusun asas
dan tujuan Indonesia merdeka yang tercantum di dalam Piagam Jakarta (The
Jakarta Charter) .
Kedudukan Jepang semakin terdesak
setelah dijatuhi bom atom di Hirosima, pada tanggal 6 Agustus 1945 dan Nagasaki
pada 9 Agustus 1945. Akibat bom atom ini negeri Jepang menjadi hancur
berantakan. Berita tentang menyerahnya Jepang kepada Sekutu pada tanggal 14
Agustus 1945 didengar oleh para pejuang Indonesia. Pada tanggal 15 Agustus 1945, Bung Karno, Bung
Hatta, dan Dokter Rajiman Wedyodiningrat kembali ke tanah air dari Dallat,
Vietnam. Mereka baru saja menghadap Marsekal Terauci, Panglima Tertinggi
Mandala Selatan. Begitu tiba ditanah air, Ir. Soekarno, dan Drs. Mohammad Hatta
disambut oleh para pemuda pejuang kita. Bung Karno dan Bung Hatta didesak agar segera
memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Ir. Soekarno dan Drs. Mohammad Hatta
ingin lebih dahulu merundingkan masalah Proklamasi Kemerdekaan dalam sidang
panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Tetapi, para pemuda tidak sabar
menantikan PPKI bersidang, dan tetap bersikeras memproklamasikan kemerdekaan Indonesia
secepatnya.
Pada dini hari tanggal 16 Agustus 1945
para pemuda menculik Bung Karno dan Bung Hatta untuk dibawa ke Rengasdenglok.
Sore harinya, Soekarno- Hatta diantar kembali ke Jakarta. Malam harinya, Soekarno-Hatta
mengumpulkan para anggota PPKI dan para pemimpin pemuda. Mereka diajak
bermusyawarah untuk mewujudkan proklamasi kemerdekaan. Sebagai tempat
musyawarah, Mr. Ahmad Subarjo memilih rumah Laksamana Muda Maeda, di Jalan Imam
Bonjol No. 1, Jakarta. Sekarang rumah ini menjadi gedung Museum Proklamasi.
Dini hari tanggal 17 Agustus 1945,
naskah proklamasi selesai disusun. Semua yang hadir sepakat menyetujui isi
konsep naskah tersebut. Angka tahun pada konsep ini ditulis dengan tahun Jepang
'05, singkatan dari tahun 2605. Tahun Jepang 2605 sama dengan tahun Masehi
1945. Pemuda Sukarni mengusulkan agar naskah proklamasi kemerdekaan ditandatangani
oleh Soekarno-Hatta atas nama bangsa Indonesia. Konsep naskah kemudian diketik
oleh Sayuti Melik. Naskah itulah yang kemudian menjadi naskah proklamasi kemerdekaan
yang autentik. Pada saat musyawarah malam itu juga diputuskan bahwa proklamasi
akan dibacakan pada saat itu juga pukul 10.00. Pembacaan di kediaman Ir.
Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur (sekarang Jalan Proklamasi) No. 56, Jakarta.
Tempat kediaman Ir. Soekarno, sudah
mulai sibuk. Beberapa orang anggota PPKI dan para pejuang muda dengan penuh
semangat bekerja mempersiapkan peralatan upacara Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia. Di rumah Bung Karno telah disiapkan tiang bendera dari bambu. Bendera
pusaka merah putih dijahit oleh Ibu Fatmawati yang sekarang disimpan di Museum
Tugu Monumen Nasional (Monas) bersamaan dengan naskah teks proklamasi. Sebagai pengibar bendera merah putih
pada upacara tersebut adalah Latief Hendraningrat dan S.Suhud. Pengibaran bendera
diiringi lagu kebangsaan Indonesia "Indonesia Raya " ciptaan WR.
Supratman.
Pada hari Jumat tanggal 17 Agustus 1945
tepat pukul 10.00 WIB di jalan Pegangsaan Timur No. 56 Jakarta, setelah
menyampaikan pidato pengantar singkat, dengan didampingi Drs. Mohammad Hatta,
Ir. Soekarno mengumandangkan proklamasi kemerdekaan Indonesia.
Pembentukan Alat Kemerdekaan NKRI
Pada tanggal 18 Agustus 1945
diselenggarakan sidang PPKI yang pertama, yang menghasilkan keputusan sebagai
berikut.
- Mengesahkan dan menetapkan RUUD (yang dibuat dalam sidang II BPUPKI) menjadi UUD negara RI (dikenal dengan UUD 1945).
- Memilih Ir. Soekarno dan Moh. Hatta menjadi presiden dan wakil presiden.
- Dalam masa peralihan, tugas presiden dibantu oleh KNIP (Komite Nasional Indonesia Pusat).
Tanggal 19 Agustus 1945 sidang kedua
PPKI menghasilkan keputusan sebagai berikut.
- Menetapkan 12 kementerian atau departemen, yang terdiri dari Menteri Dalam Negeri, Menteri Luar Negeri, Menteri Kehakiman, Menteri Keuangan, Menteri Kemakmuran, Menteri Kesehatan, Menteri Sosial, Menteri Pertahanan, Menteri Penerangan, Menteri Pekerjaan Umum, Menteri Perhubungan, dan Menteri Pengajaran.
- Membagi wilayah Indonesia menjadi delapan provinsi, yaitu Provinsi Sumatra, Provinsi Jawa Barat, Provinsi Jawa Tengah, Provinsi Jawa Timur, Provinsi Sunda Kecil, Provinsi Maluku, Provinsi Sulawesi, dan Provinsi Kalimantan.
Dan pada sidang ketiga PPKI tanggal 22
Agustus 1945 dihasilkan keputusan sebagai berikut.
- Pembentukan Komite Nasional Indonesia di seluruh daerah Indonesia. Fungsi KNI adalah sebagai Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang berpusat di Jakarta. KNI dilantik tanggal 29 Agustus 1945 dengan ketua KNIP ialah Mr. Kasman Singodimejo.
- Pembentukan Badan Keamanan Rakyat (BKR) yang bertugas menjaga keamanan dan Seinendan, Keibodan dan PETA. Tanggal 5 Oktober 1945 BKR diubah menjadi TKR. Dan TKR menjadi TRI dan sekarang menjadi TNI. Maka pada setiap tanggal 5 Oktober diperingati sebagai hari ABRI.
- Pembentukan Partai Nasional Indonesia sebagai partai pemersatu bangsa. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai jasa para pahlawannya. Seperti pidato Bung Karno yang dikenal dengan Jas Merah (jangan sekali-kali melupakan sejarah).
Untuk menghargai jasa para pahlawan
kemerdekaan Indonesia, maka pada setiap malam tanggal 16 Agustus diadakan
renungan suci di Taman MakamPahlawan Kalibata dipimpin oleh presiden RI.
Ada tiga hal warisan dari peristiwa
proklamasi, di antaranya sebagai berikut.
- Rumah Bung Karno di Pegangsaan Timur 56 Jakarta dijadikan Gedung Proklamasi dan Jalan Proklamasi.
- Bendera pusaka yang dijahit oleh Ibu Fatmawati.
- Naskah Teks Proklamasi.
Menghargai Jasa-Jasa Pahlawan
Ada beberapa cara mengenang dan
menghormati jasa para pahlawan, di antaranya
sebagai berikut.
- Pada waktu upacara di sekolah atau di kantor, dilakukan acara mengheningkan cipta yang tujuannya untuk mengenang jasa para pahlawan.
- Melakukan ziarah ke Taman Makam Pahlawan dan mendoakan semoga arwahnya diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa.
- Meneladani semangat perjuangan para pahlawan dalam kehidupan sehari-hari.
- Mengisi kemerdekaan dengan hal-hal yang positif dan membangun Indonesia supaya lebih maju.
0 komentar:
Posting Komentar